Buang air besar adalah bagian kegiatan yang penting di dalam hidup setiap manusia. Bagaimana tidak, bila proses pembuangan limbah ini terganggu, artinya tubuh Anda sedang tidak baik-baik saja. Misalnya ketika limbah yang dikeluarkan encer dan berair, maka tubuh sedang mengalami diare.
Diare dapat terjadi karena berbagai hal, yang normalnya dapat hilang dengan sendirinya dalam satu atau tiga hari. Ketika mengalami diare, Anda mungkin juga merasa kembung, kram perut bagian bawah dan terkadang juga disertai mual. Sekalipun dapat hilang dengan sendirinya, diare tidak dapat dianggap remeh, terutama bila memicu komplikasi yang serius, seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gagal ginjal, dan lain sebagainya.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan diare, di antaranya:
- Infeksi bakteri
- Keracunan
- Efek samping obat
- Efek samping terapi radiasi
- Penyerapan makanan yang buruk
- Alergi atau intoleransi terhadap makanan atau minuman tertentu
Di antara penyebab di atas, alergi atau intoleransi makanan atau minuman tertentu adalah salah satu penyebab yang seringkali ditemui. Ketika Anda mengalami diare setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, sebaiknya catat dan perhatikan, karena Anda memiliki kemungkinan besar diare lagi saat mengonsumsinya.
Produk susu
Bagi sebagian orang, kandungan laktosa di dalam susu dapat menyebabkan diare. Laktosa adalah gula alami yang dapat ditemukan di dalam susu. Tubuh Anda menggunakan enzim yang disebut laktase untuk memecah gula sehingga bisa diserap ke dalam tubuh. Orang dengan intoleransi laktosa tidak memiliki cukup laktase sehingga tidak dapat mencerna produk susu dengan baik. Akibatnya, setelah mengonsumsi produk susu Anda dapat mengalami diare, kembung, kram perut, mual, bau mulut, dan buang gas.
Tidak hanya pada susu saja, mereka yang mengalami intoleransi laktosa juga akan mengalami diare ketika mengonsumsi yoghurt, kefir atau keju.
Makanan pedas
Selain kaya bumbu, menu masakan Indonesia sebagian terkenal dengan rasa pedasnya. Rasa pedas yang disebabkan oleh adanya kandungan cabai seringkali memicu diare. Reaksi diare mungkin tidak akan langsung muncul, bisa beberapa jam setelah makan atau keesokan harinya.
Capsaicin adalah kandungan kimia di dalam cabai yang menyebabkan sensasi panas atau rasa pedas pada makanan. Sekalipun memiliki manfaat bagi kesehatan, namun tidak semua tubuh bisa menerima capsaicin. Efek samping yang disebabkan saat makan makanan dengan kandungan capsaicin di antaranya mual, muntah, refluks asam lambung, dan diare.
Kafein
Kandungan kafein dapat mempercepat metabolisme tubuh seperti misalnya pada pencernaan. Beberapa orang yang sensitif terhadap kafein dapat mengalami diare setelah mengonsumsinya. Makanan atau minuman yang mengandung kafein di antaranya:
- Cokelat
- Kopi
- Minuman bersoda
- Teh
Makanan berlemak dan gorengan
Makanan berlemak atau makanan yang diolah dengan cara digoreng tinggi kandungan lemaknya. Lemak cukup sulit diproses dan diserap oleh tubuh, bila jumlahnya berlebihan maka lemak akan ikut terbuang bersama feses, di mana kondisi tersebut dikenal dengan istilah steatorrhea yang ditandai dengan gejala:
- Kram perut
- Diare
- Buang Gas
- Penurunan berat badan
- Gangguan percernaan
Pengganti gula
Zat pengganti gula seperti sorbitol dan manitol terkandung dalam berbagai makanan kemasan yang dijual bebas seperti di dalam permen, yoghurt, dan lain sebagainya. Makanan atau minuman tersebut mungkin tinggi kandungan FODMAP (fermentasi dari oligosakarida, disakarida, monosakarida dan poliol), yang sulit untuk dicerna oleh sebagian orang dan dapat menyebabkan diare.
Diare yang disebabkan oleh makanan biasanya muncul beberapa jam setelah Anda makan sesuatu, tidak disertai demam, sembuh lebih cepat, tidak disertai dengan adanya darah di feses. Apabila diare yang Anda alami disertai demam, adanya darah di feses, atau ada tanda-tanda dehidrasi, segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.
- dr Nadia Opmalina